Selain Studi Banding, Kompolnas Pantau Kesiapan Penyelenggaraan Pemilu di Belanda

Delegasi Kompolnas, Jumat (26/1/2024), berkunjung ke Belanda dalam rangka pemantauan kesiapan pengamanan Pemilu dan supervisi implementasi pola pengamanan Pemilu 2024 di wilayah hukum Negara Belanda.

topmetro.news – Delegasi Kompolnas, Jumat (26/1/2024), berkunjung ke Belanda dalam rangka pemantauan kesiapan pengamanan Pemilu dan supervisi implementasi pola pengamanan Pemilu 2024 di wilayah hukum Negara Belanda. Selain itu dalam kunjungan kedua ke negara Eropa ini, Kompolnas juga melakukan studi banding terkait sistem Kepolisian Belanda.

Pada kesempatan ini, delegasi Kompolnas dipimpin oleh Prof Dr Albertus Wahyurudhanto MSi. Kemudian anggota delegasi adalah Irjen Pol (Purn) Drs Pudji Hartanto Iskandar MM, Dr Yusuf Warsyim SAg MH, H Mohammad Dawam SHI MH, Poengky Indarti SH LLM. Serta Brigjen Pol Musa Ikipson Tampubolon SIK MSi selaku Kepala Sekretariat Kompolnas.

Menurut keterangan pers yang diterima Kantor SMSI, Delegasi Kompolnas diterima oleh Wakil Duta Besar RI untuk Belanda Freddy Panggabean didampingi Atpol Den Haag Kombes Pol FIbri Karpiananto dan Kombes Pol Deny Manalu di Kantor Kedutaan Besar RI, Jumat (26/1/2024).

Pertemuan membahas terkait hubungan Indonesia dengan Belanda. Hingga masalah teknis penyelenggaraan Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Den Haag, Belanda.

Selain ke KBRI, Delegasi Kompolnas juga berkunjung ke Central Unit Kepolisian Belanda. Delegasi diterima oleh International Advisor Central Unit Politie Gerrit Pronk dan Liaison Support Officer Bas Koole.

Selain mendapat penjelasan mengenai mekanisme komplain publik atas kinerja kepolisian, delegasi juga melihat secara langsung kegiatan pada pusat pelatihan anggota polisi pada central unit.

Indonesia Belanda

Dalam penjelasan di KBRI, Wakil Duta Besar memetakan gambaran umum hubungan Indonesia Belanda adalah sejarah panjang kedua bangsa. Di mana hingga kini masih banyak anggota Kepolisian Belanda yang memiliki akar sejarah keturunan Indonesia khususnya dari Maluku.

Dan di seluruh dunia, isu Maluku hanya ada di Belanda. Oleh karenanya, Pemerintah Belanda juga membuka Program Repatriasi (proses pengembalian dana dan aset) bagi warga keturunan Indonesia.

Dalam catatan, diaspora Indonesia di Belanda adalah terbesar di dunia. Bahkan kisaran 10 persen penduduk Belanda terindikasi keturunan Indonesia.

Sementara itu, PPLN di Den Haag telah membentuk semua perangkat Panitia Penyelenggara Pemilu, mulai unsur Panwaslu sampai Pengawas di tingkat TPS. Dua personel penyelenggara bersiap di setiap TPS (tempat pemungutan suara).

Daftar Pemilih Tetap (DPT) lebih dari 13.000 adalah suara yang cukup signifikan di Belanda.

Yusuf Warsyim, menekankan pola pengamanan penyelenggaran Pemilu di Belanda tahun 2024 ini harus benar benar menjadi perhatian utama.

Kebijakan Polri

Sementara Pudji Hartanto Iskandar menjelaskan, bahwa salah satu tugas pokok Kompolnas adalah membantu Presiden dalam menetapkan arah kebijakan Polri.

“Oleh karenanya, kebijakan penguatan tata kerja Kelembagaan, SDM dan anggaran bagi Satker Polri pada atase kepolisian di seluruh KBRI perlu mendapat perhatian bersama secara serius,” ucapnya.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Duta Besar sangat sependapat mengingat eksistensi dan peran Polri sangat penting. Terkhusus tantangan ke depan banyak isu transnational crime (kejahatan internasional) kejahatan narkoba, siber. Hingga kejahatan keuangan antar negara, dan lain-lain yang tidak bisa tertangani oleh para diplomat.

Di tempat yang sama, Mohammad Dawam, berharap seluruh potensi gangguan keamanan dalam penyelenggaraan Pemilu di Belanda dapat diantisipasi dan diprediksi sedini mungkin. Sehingga tidak ada celah gangguan keamanan dalam Pemilu di Belanda pada tahun 2024 ini sekecil apa pun.

Porngky Indarti menyoroti dan mendiskusikan isu hak asasi manusia, RMS hingga isu Papua dalam konteks pandangan dunia internasional terkini di Belanda. Mengingat The Capital of Law ada di Den Haag, Belanda.

sumber | RELIS

Related posts

Leave a Comment